Rabu, 10 Mei 2017

Suara Hati Bundanya Jordy...

Meski gue dan (seisi rumah) berbeda pandangan politik, bahkan dgn Pak Suami. Tapi kami tetap keluarga yg disatukan aliran darah. 

Debat & diskusi? Makanan gue sehari2 dgn suami. Tapi atas nama cinta, kami tetap saling menerima. Sehari2 gue sering pakai kaos yg bergambar Ahok (hasil pemberian kalau Reno abis dapat penugasan liputan yg berbau Ahok). Suamipun bersoloroh ke bokap gue "Kubunya Ahok tuh, Pah, Nita!". Bokap cuma ketawa2, dan gue? Mangkinan ngeliatin wajah Ahok di kaos yg lg gue pakai😜.Bokap? Ya cuma senyum aja. 


Kalau diskusi lg memanas, gue cenderung diam. Karena di balik perbedaan pandangan gue dgn org rumah, mereka ada "Kehidupan gue, nyawa kedua gue". Dan iklim ademnya rumah ini, yg pingin gue gambarkan & kedepankan ke Jordy. Contoh, kelak dia ada di tengah perbedaan yang sengit, tetap mengedepankan hati & rasionalitas. 

Gue dan Reno nggak punya gunung mas, atau pohon duit utk diwariskan ke Jordy nanti. Ilmu, akhlak yg baik dan nilai2 toleransi antar manusia yg kelak akan Jordy dapat. Bergaul dengan siapa saja, tanpa memandang warna kulit, agama, dan suku.

Gue memang bukan warga Jakarta. Tapi gue kelahiran asli Jakarta. Gue Betawi! Rasanya kok hati tercabik2, sedih, tau pemimpin semacam Ahok yg kerja benar & tuntas didera kayak gini. Iya, iya...gue juga paham gak ada manusia tanpa cela, begitupun Ahok. Tapi apa lantas, kalian yang berseberangan pendapat dgn gue dan jutaan manusia lainnya, jadi pembenaran diberikan label penista agama dan layak disebut kafir? 

Silakan mengajukan ketidaksetujuan, tapi tolong jangan jadi ajang mencaci maki. Silakan tumpahkan kekesalan, tapi tolong, hindari berperan (seakan2) menjadi Tuhan.

Silakan mengajukan pendapat ttg apa yg baik buat negeri ini, tanpa mengenyampingkan, rakyat Indonesia itu beragam! Agama, suku, adat istiadat, bahasa, kearifan lokal dan lain-lain. 

Silakan kritik orang, tapi terlebih dahulu berkaca. Kita sendiri udh melakukan apa buat Indonesia, yg sesuai dgn kapasitas diri? Agak heran, ketika gue mendapati, org yg ingin menjaga solidnya NKRI dgn cara yg dia kuasai, tapi dihujat, krn YBS memberikan testimoni positif tentang era Pemerintahan Ahok. Segitu sempitnya pemikiran Anda? Kenal juga nggak sama YBS, atau udah merasa punya prestasi sekelas internasional sama spt org yang Anda hujat? 


Logika gue mampet, ketika mendengar seseorg habis2an menghujat etnis Cina, yang bla, bla, bla & la, la, la. Di depan gue, yang notabene ada garis keturunan Cina Surabaya. Kedengkian bertambah parah, saat diucapkan dari lidah seorang ibu & depan anaknya sendiri. Hmmm, semoga si anak bertumbuh tanpa kebencian yg sama. 

Jika negeri ini dibangun susah payah oleh pendahulu kita yg bertitel Pahlawan, lalu sekarang dgn mudahnya tercerai berai, krn "perang" perbedaan pandangan? Oh come on, negara lain udh bisa kirim orang ke bulan, sibuk inovasi ini itu utk kebaikan rakyatnya. Kita masih ribut agama & politik.

Teruntuk Jordy, Bunda & Ayah nggak bisa mendampingi kamu dgn abadi. Tolong jadi anak yang kuat iman dan hati, ya, Nak. Jangan tersulut emosi, jika di sisi lain ada tak sepaham dgn pendapat kamu. Jadilah manusia yang mengedepankan kasih sayang. Jika kamu merasa teraniaya, tempuh dgn cara cerdas & tegas untuk melawan, bukan dengan kata2 kotor dan sumpah serapah. Simpan energi kamu, buat sesuatu yang lebih bermakna.


Jordy, tumbuhlah jadi anak yang bersahaja, namun penuh cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar